Kamis, 03 November 2011

Rosario


Maria Ratu Rosario


APA ITU ROSARIO?
Rosario berarti "Mahkota Mawar". Bunda Maria menyatakan kepada beberapa orang bahwa setiap kali mereka mendaraskan satu Salam Maria, mereka memberinya sekuntum mawar yang indah dan setiap mendaraskan Rosario secara lengkap mereka memberinya sebuah mahkota mawar. Mawar adalah ratu semua bunga, jadi Rosario adalah ratu dari semua devosi, oleh karenanya rosario adalah devosi yang paling penting. Rosario dianggap sebagai doa yang sempurna karena di dalamnya terkandung warta keselamatan yang mengagumkan.

Sesungguhnya, dengan Rosario kita merenungkan peristiwa-peristiwa gembira, sedih dan mulia dalam kehidupan Yesus dan Maria. Rosario adalah doa yang sederhana, sangat sederhana seperti Maria. Rosario adalah doa yang dapat kita doakan bersama dengan Bunda Maria, Bunda Tuhan. Dengan Salam Maria kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Bunda Maria senantiasa mengabulkan permohonan kita. Ia menyatukan doanya dengan doa kita. Oleh karena itu, rosario menjadi doa yang ampuh sebab apa yang Bunda Maria minta, ia pasti menerimanya. Yesus tidak pernah menolak apa pun yang diminta BundaNya.

Di setiap penampakan, Bunda Surgawi meminta kita untuk mendaraskan Rosario sebagai senjata ampuh melawan kejahatan, dan sarana pembawa damai sejahtera. Dengan doamu digabungkan dengan doa Bunda Surgawi, kamu dapat memperoleh rahmat yang besar untuk menghasilkan pertobatan. Setiap hari, melalui doa, kamu dapat mengusir dari dirimu sendiri dan dari tanah airmu banyak bahaya dan kejahatan. Tampaknya, Rosario hanyalah doa yang diulang-ulang, tetapi sesungguhnya Rosario itu seperti dua orang yang saling mengasihi yang setiap kali saling mengucapkan: "Aku mengasihimu"…

 Keseluruhan Rosario terdiri dari lima belas misteri. Dalam satu misteri didaraskan sepuluh Salam Maria untuk menghormati suatu misteri dalam kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
 Biasanya kita mendaraskan lima misteri sekaligus sambil merenungkan suatu peristiwa.
 Misteri-misteri dapat didoakan sebagian untuk kemudian dilanjutkan kembali, hingga satu peristiwa lengkap didaraskan dalam hari yang sama.
 Di setiap misteri yang terdiri dari sepuluh Salam Maria, meditasi dapat dilakukan di setiap manik-manik yang mewakili satu Salam Maria.


ASAL USUL ROSARIO

Karena Rosario dirangkai -terutama dan pada hakekatnya- dari Doa Yesus dan Salam Malaikat, yaitu Bapa Kami dan Salam Maria, maka tanpa ragu-ragu kita mengakui doa itu sebagai doa utama sekaligus devosi utama umat beriman. Doa itu telah dipakai berabad-abad lamanya semenjak zaman para rasul dan murid-murid hingga sekarang ini.

Namun baru pada tahun 1214, Gereja menerima dan mengakuinya dalam bentuknya yang sekarang ini, serta mendaraskannya menurut metode yang kita pakai sekarang ini. Doa ini diwariskan kepada Gereja oleh St. Dominikus, pendiri Ordo Para Pengkotbah, yang menerimanya langsung dari Bunda Perawan Terberkati sebagai sarana yang ampuh untuk mempertobatkan kaum bidaah Albigensia dan pendosa-pendosa lainnya. Sehubungan dengan itu saya mau menceritakan kepada anda kisah St. Dominikus menerima Rosario Suci itu. Kisah ini ditemukan di dalam buku termasyhur Beato Alan de la Roche berjudul De Dignitate Psalterii.

Menyadari bahwa gawatnya dosa-dosa umat merintangi pertobatan kaum bidaah Albigensia, Santo Dominikus mengasingkan diri ke sebuah hutan dekat kota Toulouse. Di sana ia berdoa tak henti-hentinya selama tiga hari tiga malam. Selama itu, ia tidak berbuat apa-apa selain berdoa sambil menangis, dan dengan tekun mengusahakan penebusan dosa demi meredakan kemurkaan Allah yang Mahakuasa. Ia berdoa dan bermatiraga dengan pengendalian diri yang sungguh-sungguh sehingga badannya menjadi lemah dan rapuh. Akhirnya ia jatuh sakit parah. Pada saat itulah Bunda Maria, didampingi oleh tiga malaikat, menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Dominikus yang terkasih! Tahukah engkau senjata ampuh yang dipakai Tritunggal Mahakudus untuk membaharui dunia ini?" Jawab Santo Dominikus, "Oh, Ibu, engkau tahu senjata itu jauh melebihi saya, karena di samping Puteramu Yesus Kristus, engkau sudah selalu menjadi sarana utama keselamatan kami." Lalu Bunda Maria menjawab: "Aku mau engkau mengetahui bahwa dalam peperangan semacam ini, alat pelantak yang ampuh itu ialah Salam Malaikat, yang merupakan batu fundasi Perjanjian Baru. Oleh karena itu, kalau engkau mau menemui jiwa-jiwa kaum beriman yang bersikap keras, dan memenangkan mereka bagi Allah, wartakanlah mazmurku."

Dominikus merasa terhibur lalu bangun. Terbakar oleh semangatnya untuk mempertobatkan orang-orang di daerah itu, ia mendirikan sebuah katedral. Pada suatu hari, malaikat-malaikat yang tak kelihatan membunyikan lonceng-lonceng untuk mengumpulkan orang-orang di daerah itu. Lalu Dominikus mulai berkhotbah kepada mereka.

Pada awal khotbahnya terdengar letusan halilintar yangmenggemparkan, bumi bergoncang, matahari tak bersinar, dan guntur serta halilintar menggelegar sambung-menyambung membuat semua orang ketakutan. Mereka semakin takut tatkala memandang gambar Bunda Maria mengangkat tangannya ke surga sebanyak tiga kali untuk menurunkan murka Allah atas mereka apabila mereka tidak mau bertobat, tidak mau merobah hidup mereka, dan tidak mau mencari perlindungan dari Bunda Allah yang kudus.

Dengan cara ajaib ini Tuhan bermaksud menyebarluaskan devosi baru kepada Rosario Suci, dan membuatnya lebih dikenal oleh semua orang. Karena doa Dominikus, halilintar itu mulai reda berangsur-angsur, sehingga ia dapat melanjutkan kotbahnya. Dengan tegas dan mendesak, ia menjelaskan nilai dan pentingnya rosario suci sehingga hampir semua orang Toulouse memeluknya dan berjanji untuk meninggalkan kepercayaan mereka yang salah. Dalam waktu yang begitu singkat terjadilah perubahan besar di kota itu. Umat mulai menghayati kehidupan Kristiani, dan menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.

(Sumber: “Rahasia Rosario”, judul asli: The Secret of the Rosary by St Louis-Marie Grignion de Montfort, diterjemahkan oleh B. Mali, Penerbit Obor)

7 OKTOBER : PESTA SANTA PERAWAN MARIA RATU ROSARIO

Pada tanggal 7 Oktober 1571 terjadi suatu pertempuran armada laut yang dahsyat di Laut Tengah, dekat pantai Yunani. Tempat itu disebut Lepanto. Turki memiliki angkatan laut yang paling kuat di bawah pimpinan Halifasha. Sebelum pertempuran ini, Turki telah menyerang semua pelabuhan Katolik di Eropa. Paus Pius V yang pada waktu itu duduk di Tahta St. Petrus di Roma menyerukan supaya semua orang Katolik di Eropa bersatu dan bertahan terhadap serangan armada Halifasha. Kemudian Paus menunjuk Don Yuan dari Austria menjadi komandan armada gabungan Eropa yang akan menghadapi armada Turki.

Don Yuan terkenal memiliki devosi yang sangat kuat kepada Bunda Maria. Ketika tentara Katolik naik ke kapal untuk diberangkatkan ke medan perang, mereka masing-masing diberi rosario di tangan kanan, sementara tangan kiri mereka memegang senjata. Paus yang menyadari aramada ini tidak ada artinya dibandingkan dengan armada Turki yang jumlahnya tiga kali lipat, meminta agar seluruh penduduk Eropa berdoa rosario.Di mana-mana orang berdoa rosario selama 24 jam terus-menerus.

7 Oktober 1571 pukul 11.30 kedua armada itu mulai bertempur dengan dahsyat hingga baru berakhir keesokan harinya pukul 5.30 sore. Mukjizat terjadi di sana. Ketika pertempuran sedang berlangsung sengit, tiba-tiba angin berubah arah sehingga menguntungkan pihak armada Katolik. Armada Turki berhasil dikalahkan. Halifasha mati terbunuh. Karena kemenangan rosario ini, maka tanggal 7 Oktober ditetapkan sebagai Hari Raya Rosario.

15 JANJI BUNDA MARIA BAGI MEREKA YANG SETIA BERDOA ROSARIO

1.
Mereka yang dengan setia mengabdi padaku dengan mendaraskan Rosario, akan menerima rahmat-rahmat yang berdaya guna.
2.
Aku menjanjikan perlindungan istimewa dan rahmat-rahmat terbaik bagi mereka semua yang mendaraskan Rosario.
3.
Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan memenaklukkan kesesatan.
4.
Rosario akan menumbuhkan keutamaan-keutamaan dan menghasilkan buah dari perbuatan-perbuatan baik. Rosario akan memperolehkan bagi jiwa belas kasihan melimpah dari Allah, akan menarik jiwa dari cinta akan dunia dan segala kesia-siaannya, serta mengangkatnya untuk mendamba hal-hal abadi. Oh, betapa jiwa-jiwa akan menguduskan diri mereka dengan sarana ini.
5.
Jiwa yang mempersembahkan dirinya kepadaku dengan berdoa Rosario tidak akan binasa.
6.
Ia yang mendaraskan rosario dengan khusuk, dengan merenungkan misteri-misterinya yang suci, tidak akan dikuasai kemalangan. Tuhan tidak akan menghukumnya dalam keadilan-Nya, ia tidak akan meninggal dunia tanpa persiapan; jika ia tulus hati, ia akan tinggal dalam keadaan rahmat dan layak bagi kehidupan kekal.
7.
Mereka yang memiliki devosi sejati kepada Rosario tidak akan meninggal dunia tanpa menerima sakramen-sakramen Gereja.
8.
Mereka yang dengan setia mendaraskan Rosario, sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal mereka, akan menerima Terang Ilahi dan rahmat Tuhan yang berlimpah; pada saat ajal, mereka akan menikmati ganjaran pada kudus di surga.
9.
Aku akan membebaskan mereka, yang setia berdevosi Rosario, dari api penyucian.
10.
Putera-puteri Rosario yang setia akan diganjari tingkat kemuliaan yang tinggi di surga.
11.
Kalian akan mendapatkan segala yang kalian minta daripadaku dengan mendaraskan Rosario.
12.
Aku akan menolong mereka semua yang menganjurkan Rosario Suci dalam segala kebutuhan mereka.
13.
Aku mendapatkan janji dari Putra Ilahiku bahwa segenap penganjur Rosario akan mendapat perhatian surgawi secara khusus sepanjang hidup mereka dan pada saat ajal.
14.
Mereka semua yang mendaraskan Rosario adalah anak-anakku, saudara dan saudari Putra tunggalku, Yesus Kristus.
15.
Devosi kepada Rosarioku merupakan pratanda keselamatan yang luhur.

Penampakan Santa Maria di Cuapa, Nicaragua (1980)


Penampakan Santa Maria di Cuapa, Nicaragua (1980)

Menurut sensus tahun 1990, diperkirakan ada 202.000 warga Nikaragua yang tinggal di Amerika Serikat. Umumnya datang ke AS di tahun 1980-an ketika terjadi perang saudara yang brutal antra pendukung Sandinista dan Kontra.
Sebelum perang dimulai, Bunda Maria menampakan diri enam kali kepada seorang warga pribumi Nikaragua, Bernardo Martinez, dengan pesan-pesan dan peringatan-peringatan dari surga bagi bangsa Nikaragua. Dari tanggal 8 sampai 13 Oktober 1980 Bunda Maria menampakkan diri di Cuapa kepada Bernardo Martinez yang waktu itu berumur 55 tahun, yang buruk kondisi kesehatannya, tidak memiliki uang dan pekerjaan..
Hidup sehari-hari di Nikaragua bergelimang dengan kemiskinan dan ketidakpastian. Suatu bencana gempa bumi yang terjadi sebelumnya telah menyebabkan kerusakan finansial dan harta benda yang cukup berat. Kekacauan politik mengancam struktur negara. Bernardo mengalami depresi dan kadang merasa ingin mati saja. Banyak orang yang memiliki perasaan serupa dengannya.
Pada bulan Mei 1990, Bernardo Martinez diundang datang dari Nikaragua untuk memberikan kesaksiannya di Konferensi Maria pertama di kota Pittsburgh, yang diselenggarakan di Universitas Duquesne. Dia adalah salah satu dari sekian banyak visionari yang dihormati dari seluruh dunia yang berkumpul disana untuk berbicara kepada publik tentang pesan-pesan dari penampakan Bunda Maria. Karena dia tidak dapat berbicara dalam bahasa Inggris, dia memberikan kesaksiannya melalui seorang penterjemah.
Bernardo adalah seorang dengan tulang kerangka yang kokoh dan rambut kelabu seperti baja. Dia memakai kemeja katun kotak-kotak dan celana biru tua. Dia tampak kokoh, kuat, dan cukup sehat, seperti banyak hadirin di Pittsburgh. Ceritanya sudah sangat dikenal sekarang. Secara resmi pesan-pesan dan pernyataan-pernyatannya disebar luaskan lewat kantor Msgr. Pablo Antonio Vega, Uskup Prelat dari Juigalpa, dan di Amerika Serikat, lewat "Komunitas Nikaragua dalam Pengasingan". Berikut adalah kisah penampakan Bunda Maria seperti yang dituturkan olehnya:
Pada tanggal 8 mei 1980 Bernardo sudah nyaris tidak tahan lagi secara lahir batin. Menjadi pengangguran saja sudah cukup buruk, tetapi dia juga sakit-sakitan dan tidak punya apa-apa untuk menjaga dirinya sendiri maupun keluarganya. Untuk menghibur diri dia pergi ke sungai untuk memancing. Ketika hujan mulai turun sekitar jam 1 siang, Bernardo memutuskan untuk duduk dibawah sebuah pohon untuk menunggu hujan berhenti. Dia agak terkantuk-kantuk, lalu terbangun kembali. Dia merasa takut, tapi dia tidak tahu kenapa sebabnya. Dia memutuskan untuk mendaraskan doa Rosario. Jam tiga sore dia mengumpulkan ikan-ikan yang ditangkapnya dan berjalan pulang ke rumah. Kemudian, atas permintaan bapa Uskupnya, dia menjelaskan apa yang terjadi padanya waktu itu:
Tiba-tiba saya melihat kilatan halilintar. Saya berpikir dan berkata pada diri saya sendiri: "Akan turun hujan." Tetapi saya dipenuhi oleh rasa terkesima karena saya tidak dapat melihat darimana datangnya petir tersebut. Saya berhenti tapi saya tidak melihat apa-apa; tidak ada tanda-tanda akan hujan... Saya kembali melihat kilatan petir, tetapi itu untuk membuka penglihatan saya dan diapun menampakan dirinya...Saya melihat bahwa matanya berkedip-kedip...bahwa dia sangat cantik...ada gumpalan awan....warnanya sangat putih sekali...meradiasikan cahaya ke segala penjuru, larik-larik cahaya seperti matahari. Dia atas gumpalan awan adalah kaki seorang wanita yang sangat cantik. Kakinya telanjang. Jubahnya panjang dan berwarna putih. Dia mengenakan ikat pinggang surgawi. Lengan bajunya panjang. Sebuah kerudung berwarna krem pucat menutupi kepalanya dengan bordir keemasan di sepanjang tepinya. Kedua tanganya terkatup.... Saya sama sekali tidak merasa takut. Saya terheran-heran... Saya melihat bahwa kulitnya seperti kulit manusia normal dan bahwa kedua matanya bergerak-gerak dan berkedip-kedip... Pikiran saya adalah satu-satunya yang masih bisa bekerja... Saya merasa kelu.. semuanya menjadi tidak dapat bergerak... Dia mengulurkan kedua tangannya dan dari kedua tangannya terpancar larik-larik sinar yang lebih terang daripada matahari... Dia berkata dengan suara manis... lebih lembut daripada suara wanita manapun yang pernah saya dengar:
"Aku adalah Bunda Yesus. Aku datang kepadamu dari surga untuk memintamu untuk berdoa Rosario setiap hari dengan keluargamu, terutama dengan anak-anakmu. Aku berkeinginan supaya pesan ini disebarluaskan. Penting bahwa anak-anak segera setelah mereka mulai mengerti, untuk berdoa Rosario setiap hari bersama kedua orangtuanya. Daraskan doa Rosario setiap hari dengan meditasi dari Alkitab, segera setelah segala pekerjaan rumah tangga sudah beres. Nikaragua telah banyak menderita. Nikaragua masih akan lebih banyak lagi menderita. Engkau, dan semua anak-anak Allah di negara ini akan terus menderita kecuali jika engkau mau berubah. Jangan takut. Aku akan menolongmu. Katakan kepada umat dan orang yang tidak percaya bahwa dunia ini terancam bahaya besar. Sebarluaskanlah pesan ini kepada semua orang."
Bernardo merasa cukup terintimidasi. Tiba-tiba mendapatkan kembali keberaniannya, dia menjawab, "Saya sendiri punya banyak persoalan. Siapa yang akan mau mendengarkan kata-kata saya?"
Bunda Yesus dari surga menjawab derita batinnya:
"Tuhan Yesus telah memilih engkau untuk memberikan pesan ini. Tidak semua orang bisa melihatku. Orang-orang akan melihatku ketika aku membawa mereka ke surga. Mereka mesti berdoa Rosario seperti yang kuminta."
Bernardo kemudian memaparkan: "Dia menengadah ke atas ke arah surga dan awan yang menopangnya secara perlahan-lahan membawanya naik ke atas. Dia dikelilingi oleh cahaya dan pada ketinggian tertentu dia menghilang."
Pada saat kedua kalinya Bernardo melihat Bunda Maria, Bunda menunjuk ke arah angkasa dan langitpun terbuka. Kemudian dia memperlihatkan suatu adegan dari Gereja masa perdana:
Aku melihat gerombolan besar orang-orang yang berpakaian putih-putih dan mereka berjalan menuju darimana matahari terbit. Mereka bermandikan cahaya dan mereka sangat bahagia; mereka bernyanyi-nyanyi. Saya dapat mendengar suara mereka tapi saya tidak mengerti apa yang mereka katakan. Inilah suatu pesta surgawi. Suatu kebahagiaan yang amat sangat....sukacita yang sedemikian....yang tidak pernah saya lihat sebelumnya...Tubuh mereka memancarkan cahaya. Saya merasa seolah-olah saya telah ditransportasikan. Di tengah-tengah kekaguman asya, saya mendengar Bunda Maria berkata:
"Lihatlah. Mereka ini adalah komunitas-komunitas pertama ketika ke-Kristen-an dimulai. Mereka adalah calon-calon baptis pertama; banyak diantara mereka adalah martir-martir iman."
Bernardo tidak tahu persis entah martir itu seorang yang berani mengakui imannya secara terbuka, ataukah seseorang yang mati terbunuh karena imannya, sehingga dia tidak tahu menjawab secara sejujurnya ketika Bunda Maria bertanya kepadanya:
"Apakah engkau mau menjadi seorang martir?"
Dia menjelaskan:
Pada saat itu saya tidak tahu tepatnya apa artinya menjadi seorang martir...tetapi saya menjawab "ya". Setelah itu saya melihat suatu gerombolan yang lain, yang juga berpakaian putih-putih, dengan Rosario yang menyala-nyala di tangan mereka. Bijih-bijih Rosario mereka berwarna putih mengkilap dan memancarkan cahaya aneka warna. Salah satu dari mereka membawa suatu buku besar yang terbuka. Dia membaca sebentar, dan setelah mereka mendengarkan, mereka lalu bermeditasi. Mereka tampak seperti sedang berdoa. Setelah masa berdoa dalam kesunyian ini, mereka lalu berdoa Bapa Kami dan sepuluh Salam Maria. Sayapun berdoa bersama mereka. Ketika Rosario telah selesai, Bunda Maria berkata kepada saya:
"Mereka adalah orang-orang pertama yang kuberikan Rosario. Allah akan senang jika kalian berdoa Rosario seperti itu."
Lalu Bernardo kembali melihat orang-orang lainnya dalam suatu prosesi. Dia menjelaskan kelompok terakhir yang dilihatnya:
Suatu perarakan yang besar sekali dari orang-orang yang berpakaian seperti masa kini. Kelompok ini begitu besar sehingga mustahil untuk menghitung jumlah mereka. Seolah-olah seperti bala-tentara yang besar, dan mereka memegang Rosario di tangan mereka. Saya ingin bergabung dengan mereka. Tetapi saya melihat tangan saya dan Rosario di tangan saya gelap, tanpa cahaya. Semua Rosario orang-orang dalam prosesi tersebut memancarkan cahaya. Tubuh mereka begitu indah. Saya meminta Bunda Maria untuk membolehkan saya bergabung dengan mereka yang berpakaian seperti saya di dalam prosesi tersebut. Dia menjawab:
"Tidak. Engkau masih belum cukup. Katakan kepada orang-orang apa yang telah engkau lihat dan engkau dengar. Aku telah memperlihatkan kepadamu kemuliaan Tuhan Yesus. Orang-orang akan mendapatkan kemuliaan ini jika kalian patuh pada Tuhan Yesus, kepada Firman Allah; jika kamu bertekun dalam doa Rosario dan mempraktekkan Firman Allah."
Pada tanggal 8 September, Bernardo melihat Bunda Maria dari surga. Dia cukup terkejut. Dia menjelaskan:
Saya melihatnya tampil sebagai seorang anak. Cantik rupawan! Dia memakai tunik berwarna krim pucat. Dia tidak memakai kerudung, ataupun mahkota, ataupun mantel. Tidak ada perhiasan ataupun bordir. Gaunnya panjang, dengan lengan baju yang panjang, dan diikat dengan tali pinggang berwarna merah dadu. Rambutnya jatuh ke pundaknya dan berwarna coklat. Matanya, juga, meskipun lebih terang, warnanya nyaris seperti madu. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Dia tampak seperti sang Bunda, tetapi dia adalah seorang anak kecil. Saya melihatnya dengan penuh rasa terheran-heran, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan lalu saya mendengar suaranya yang seperti suara seorang anak berusia tujuh delapan tahun. Dengan suatu yang sangat manis dia memberikan pesannya, sama sekali persis...dia berkata:
"Sudah cukup bagimu untuk memberikan pesanku kepada orang-orang karena bagi siapa yang percaya maka sudah cukup, dan bagi siapa yang tidak percaya, maka meskipun orang itu bisa melihatku sekalipun, dia tetap tidak akan percaya."
Bernardo bertanya kepada Bunda Maria apakah dia berkeinginan supaya rakyat di Cuapa membangun suatu gereja atau basilika untuk menghormatinya.
"Tuhan Yesus tidak menginginkan gereja-gereja materi saja dan kuil-kuil yang dibangun untuk menghormati-Nya. Dia menginginkan setiap orang menjadi bait Allah yang hidup dimana Dia diundang untuk berdiam. Dalam dirimu adalah terimakasih kepada Tuhan. Kasihilah satu sama lainnya. Kembalikan dirimu sebagai bait suci bagi Tuhan! Gereja dan kuil-kuil adalah dirimu, kamu masing-masing!"
Penglihatan terakhir Bunda Maria kepada Bernardo di Nikaragua terjadi pada tanggal 13 Oktober 1980. Hari itu menandai ulang tahun ke-63 penampakan terakhir Bunda Maria di Fatima, Portugal, ketika mukjijat matahari yang luar biasa mencengangkan lebih dari 50.000 saksi mata.
Sekelompok orang yang kira-kira berjumlah 50 orang pergi ke situs penampakan yang telah diumumkan sebelumnya bersama dengan Bernardo. Mereka merangkai bunga-bunga yang mereka bawa diatas batu karang dan berlutut di atas tanah untuk mendaraskan doa Rosario. Karena hari itu adalah hari Senin, semua orang mendaraskan Peristiwa Gembira. Segera setelah mereka selesai berdoa Rosario, suatu lingkaran yang besar dan bercahaya terbentuk di atas tanah di depan kelompok itu. Semua orang menyaksikan cahaya yang datang dari angkasa, suatu sorotan cahaya tunggal, seperti lampu sorot yang kuat yang menerangi lingkaran di depan mereka. Kemudia orang-orang melihat bahwa suatu lingkaran juga terbentuk di angkasa. Mereka berseru-seru: "Tampak seperti suatu cincin di sekeliing bulan atau cincin di sekeliling matahari, tapi bukan bulan dan bukan pula matahari! Apakah itu?" Lingkaran itu mulai memancarkan cahaya-cahaya pelangi. Tepat jam tiga sore. Hujan rintik-rintik turun seperti angin lembut yang menyegarkan, tetapi tidak seorangpun menjadi basah karenanya. Tanahpun tetap kering ketika cahaya-cahaya warna-warni yang mulia dari lingkaran di angkasa mulai berdansa yang bisa disaksikan oleh semua orang. Bernardo menjelaskan apa yang terjadi sesudahnya:
Tiba-tiba saja ada suatu kilatan petir, sama seperti saat-saat lalu, lalu kilatan yang kedua kalinya. Saya menurunkan pandangan saya dan saya melihat Bunda Maria. Kali ini awan diatas mana beliau berdiri, berhenti diatas rangkaian bunga yang kami bawa. Dia begitu cantik rupawan! Dia menjulurkan kedua tangannya kepada kami dan larik-larik cahaya mencapai kami semua...Saya bisa mendengar tangisan orang-orang.
Bernardo memohon kepada Bunda Maria supaya orang-orang lain juga bisa melihatnya. Dia menjawab:
"Tidak semua orang bisa melihatku."
Bernardo tetap bersikeras. Dia berkata:
Bunda Maria, biarkan mereka boleh menyaksikanmu supaya mereka percaya. Banyak yang tidak percaya. Mereka mengatakan kepadaku bahwa iblislah yang muncul kepada saya. Mereka mengatakan bahwa Perawan Maria sudah mati dan menjadi debu sama seperti orang mati lainnya. Perbolehkan mereka melihatmu, Bunda Maria!
Dia tidak menjawab. Dia mengangkat tangannya dalam pose seperti yang anda lihat pada patung Bunda Sengsara (Our Lady of Sorrows). Wajahnya menjadi sedih, dan menjadi sangat pucat. Warna pakaian dan kerudungnya berubah menjadi kelabu. Dia mulai menangis. Ketika saya melihat air matanya, saya juga mulai menangis. Saya tergetar melihat dia seperti itu. Saya berkata kepadanya: "Bunda Maria, maafkan kata-kata saya kepadamu. Engkau marah padaku. Maafkanlah saya! Maafkanlah saya!" Dia lalu menjawabku dan berkata:
"Aku tidak marah terhadapmu, dan aku juga tidak akan menjadi marah."
Saya bertanya kepadanya; "Mengapa engkau menangis?" Dia menjawab:
"Sungguh membuatku menjadi bersedih melihat kekerasan hati orang-orang tersebut. Berdoalah bagi mereka supaya mau berubah."
Saya tidak dapat berbicara. Saya terus menangis. Saya merasa hati saya remuk redam. Saya begitu sedih saya pikir saya akan mati karena derita batin. Saya merasa bertanggung jawab atas kesedihan Bunda Maria karena saya telah bersikeras supaya beliau menampakan dirinya kepada orang-orang. Saya tidak dapat menahan deritanya. Saya terus menangis. Kemudian beliau memberi saya pesannya:
"Berdoalah Rosario. Meditasi pada misteri-misterinya. Dengarkanlah Firman Allah yang dikandung di dalamnya. Kemurahan hati adalah jalan hidup yang membangun kemanusiaan dan dunia. Kasihilah satu sama lain. Maafkanlah satu sama lain dan berdamai. Jangan minta kedamaian kalau engkau sendiri tidak memberi damai.
Penuhilah tugas-tugasmu. Praktekanlah Firman Allah. Carilah cara-cara untuk menyenangkan Allah. Bantulah orang-orang lain sebagai suatu cara untuk menyenangkan Allah. Dengan cara itu kamu akan menyenangkan Allah. Jangan terus menerus minta hal-hal yang tidak penting dari Allah. Mintalah Allah untuk menambahkan imanmu sehingga engkau memiliki kekuatan untuk memanggul salibmu sendiri.
Penderitaan-penderitaan di dunia ini, dan pada jaman ini, tidak dapat diambil daripadamu. Demikianlah cara-cara dunia. Ada masalah-masalah dengan para suami, para istri, anak-anak, antara saudara dan saudari. Berbicaralah, berkomunikasi satu dengan yang lain sehingga problem-problemmu diselesaikan secara damai. Jangan memakai jalan kekerasan. Jangan pernah memakai kekerasan. Sebaliknya mintalah iman supaya kamu memiliki kesabaran. Engkau tidak akan lagi melihatku di tempat ini."
Bernardo begitu terkejut mendengar ucapan selamat tinggalnya! Dia mulai berteriak-teriak: "Bunda, jangan tinggalkan kami! Bunda, jangan tinggalkan kami! Bunda, jangan tinggalkan kami!" Dia lalu mendengar suaranya yang indah sekali lagi:
"Jangan bersedih hati. Aku selalu ada bersamamu meskipun kamu tidak dapat melihatku. Aku adalah Bunda kalian semua. Aku adalah Bunda dari semua pendosa. Kasihilah satu sama lainnya. Maafkanlah satu sama lainnya. Berilah damai, karena jika engkau tidak memberi damai, tidak akan ada kedamaian. Jangan memakai cara kekerasan. Jangan pernah memakai kekerasan. Nikaragua telah banyak menderita karena gempa bumi dan akan terus menderita jika kalian tidak berubah. Jika kalian tidak berubah, kalian akan mempercepat datangnya Perang Dunia Ketiga. Berdoalah! Berdoalah, puteraku bagi seluruh dunia. Bahaya besar mengancam dunia. Bunda ini tidak pernah melupakan anak-anaknya. Aku tidak melupakan apa yang engkau derita. Aku adalah Bundamu yang tidak pernah akan melupakan anak-anaknya. Aku ada bersamamu meskipun kamu tidak melihat aku. Aku adalah Bunda semua orang berdosa. Aku selalu ada bersama kalian semua, terutama dalam penderitaanmu. Kasihilah satu sama lain. Maafkanlah satu sama lain.
Daraskanlah doa ini karena itu menyenangkan Puteraku: 'Perawan Suci yang mulia, engkau adalah Bundaku, Bunda semua orang berdosa. Bantulah aku, Bundaku, bantulah keluargaku, negaraku, duniaku. Amin' "
Bernardo mengakhiri laporan tentang penampakan yang dialaminya:
Dia terangkat ke atas seolah-olah awan tersebut mendorongnya....diapun menghilang. Saya tidak lebih seolah sepotong kayu yang membusuk yang mana pesan ini lewat melaluinya. Dengan kekurangan saya, saya meneruskannya dengan buruk....Perawan Suci meminta kita untuk membawa damai dan damai itu ialah Yesus Kristus. Saya tidak akan pernah berhenti mengulangi pesan ini. Selama lidah saya masih bisa bergerak-gerak saya akan meneriakannya ke empat penjuru mata angin.
Pada tanggal 13 November 1983, uskup setempat, Msgr. Vega, mempublikasikan persetujuannya akan keotentikan penampakan Bunda Maria di Cuapa, Nikaragua.

penampakan Bunda Maria di lourdes


Penampakan Bunda Maria di Lourdes

Aku tidak menjanjikan kamu kegembiraan di dunia ini, tetapi di dunia yang akan datang."
11 Februari tahun 1858, di sebuah gua di Massabielle, dekat Lourdes, di Perancis selatan, Bunda Maria menampakkan diri sebanyak 18 kali kepada seorang gadis miskin bernama Bernadette Soubirous. Bunda Maria memperkenalkan diri sebagai Yang Dikandung Tanpa Dosa dan minta agar sebuah kapel dibangun di tempat penampakan. Gadis itu diminta minum dari sebuah sumber air di gua. Tidak ada sumber air sama sekali di sana, tetapi ketika Bernadette menggali di suatu tempat yang ditunjukkan kepadanya, sebuah mata air mulai memancar. Air yang hingga kini masih memancar itu mempunyai daya penyembuhan yang luar biasa, meskipun para ahli ilmu pengetahuan tidak dapat menemukan adanya zat-zat yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit. Lourdes telah menjadi suatu tempat ziarah Bunda Maria yang paling terkenal.

KISAH PENAMPAKAN SEPERTI YANG DICERITERAKAN SENDIRI OLEH BERNADETTE:
"Suatu hari saya dan dua gadis lain pergi ke pinggir sungai Gave. Tiba-tiba saya mendengar bunyi gemerisik. Saya mengarahkan pandangan ke arah padang yang terletak di sisi sungai, tetapi pepohonan di sana tampak tenang dan suara itu jelas bukan datang dari sana. Kemudian saya mendongak dan memandang ke arah gua di mana saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah dengan ikat pinggang berwarna terang. Di atas masing-masing kakinya ada bunga mawar berwarna kuning pucat, sama seperti warna biji-biji rosarionya.
Saya menggosok-gosok mata saya, kemudian saya tergerak untuk memasukkan tangan saya ke dalam lipatan baju saya di mana tersimpan rosario. Saya ingin membuat tanda salib, tetapi tidak bisa, tangan saya lemas dan jatuh kembali. Kemudian wanita itu membuat tanda salib. Setelah usaha yang kedua saya berhasil membuat tanda salib meskipun tangan saya gemetar. Kemudian saya mulai berdoa rosario sementara wanita itu menggerakkan manik-manik di antara jari-jarinya tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali. Setelah saya selesai mendaraskan Salam Maria, wanita itu tiba-tiba menghilang.

Saya bertanya kepada kedua gadis yang lain apakah mereka melihat sesuatu, tetapi mereka mengatakan tidak. Tentu saja mereka ingin tahu apa yang telah terjadi. Saya katakan kepada mereka bahwa saya melihat seorang wanita mengenakan gaun putih yang indah, namun saya tidak tahu siapa dia. Saya minta mereka untuk tidak menceritakan hal itu kepada siapa pun. Mereka mengatakan saya bodoh karena memikirkan yang bukan-bukan. Saya katakan bahwa mereka salah, dan saya merasa terdorong untuk kembali lagi ke sana hari Minggu berikutnya.
Ketiga kalinya saya ke sana, wanita itu berbicara kepada saya dan meminta saya untuk datang selama lima belas hari. Saya katakan saya bersedia datang. Kemudian wanita itu meminta saya untuk menyampaikan kepada romo agar sebuah kapel dibangun di sana. Ia juga meminta saya minum dari sumber air. Saya pergi ke sungai Gave, satu-satunya sungai yang ada di sana. Tetapi wanita itu menyadarkan saya bahwa bukan Gave yang ia maksudkan. Ia menunjuk ke sebuah aliran air kecil di dekat situ. Ketika saya sampai di sana, saya hanya dapat menemukan beberapa tetes air dan banyak lumpur. Saya menadahkan tangan untuk mendapatkan lebih banyak air, tetapi tidak berhasil. Karenanya saya menggali tanah. Saya berhasil memperoleh beberapa tetes air, baru setelah usaha yang keempat saya mendapatkan cukup air untuk diminum. Kemudian wanita itu menghilang dan pulanglah saya ke rumah.
Saya datang setiap hari selama lima belas hari, dan setiap kali, kecuali hari Senin dan Jum'at, wanita itu menampakkan diri. Ia meminta saya mencari aliran sungai dan membersihkan diri di sana serta pergi ke pada romo meminta agar sebuah kapel didirikan di sana. Saya juga harus berdoa, katanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa. Berkali-kali saya bertanya kepadanya apa arti semua itu, tetapi wanita itu hanya tersenyum. Akhirnya, dengan tangannya terentang dan matanya memandang ke langit, ia berkata bahwa dialah "Immaculate Conception" (Yang Dikandung Tanpa Dosa).
Selama lima belas hari itu, ia mengungkapkan tiga buah rahasia kepada saya, tetapi saya tidak boleh mengatakannya kepada siapa pun juga, dan sejauh ini saya taat kepadanya."
GADIS BERSAHAJA YANG MEMANDANG WAJAH BUNDA MARIA
Semua orang tahu bagaimana rasanya jika sedang sakit. Tidak enak'kan? Karenanya, tidak seorang pun yang mau sakit! Inilah kisah tentang seorang gadis yang hampir sepanjang hidupnya menderita sakit. Namun ia menanggung segala penderitaannya itu dengan tabah dan penuh sukacita. Sekarang ia diangkat menjadi santa pelindung orang-orang sakit. Namanya ialah Bernadette.
Pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan Francois Soubirous -seorang pengusaha penggilingan gandum yang jatuh miskin- dan isterinya, Louise Casterot, lahirlah seorang bayi, anak mereka yang sulung. Bayi itu mereka beri nama Marie Bernarde. Karena perawakannya yang kecil mungil, anak itu kemudian biasa dipanggil Bernadette (Bernarde kecil).
Sejak bayi kesehatan Bernadette kurang baik. Ia selalu saja menderita sakit, terutama asma. Bukannya mengeluh, tetapi Bernadette mempersembahkan semua penderitaannya kepada Tuhan sebagai silih demi pertobatan orang-orang berdosa. . Bagi Bernadette, sakit juga bukan berarti bebas dari segala tugas dan kewajiban. Ia tetap harus membantu ibunya mengasuh kelima adiknya. Dan ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, ia pun harus bekerja sebagai pembantu dan penggembala ternak.
Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama seorang adik dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di padang, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya di sebuah gua yang disebut Massabielle (=Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes. Bernadette tidak tahu siapa wanita cantik itu dan apa yang ia inginkan. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya sebanyak 18 kali. Pada tanggal 25 Maret 1858, pada penampakannya yang ke-16, Bunda Maria mengungkapkan siapa dirinya, "Akulah yang Dikandung Tanpa Dosa." ('Que Soy Era Immaculada Conceptiou' atau 'I Am The Immaculate Conception').
Setelah peristiwa penampakan itu Bernadette semakin banyak menderita, baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, oleh perhatian berlebihan dari mereka yang percaya serta ancaman dari penguasa setempat. Semuanya itu ditanggungnya dengan tabah dan sabar.
Pada usia 22 tahun, Bernadette menggabungkan diri dengan Suster-suster Karitas di Nevers, Perancis. Tiga belas tahun lamanya ia tinggal di biara dan sebagian besar dari waktu tersebut dihabiskannya di tempat tidur karena sakit yang dideritanya.
"Pekerjaanku semakin maju," kata Bernadette.
"Pekerjaan apa?" tanya seorang suster keheranan.
"Pekerjaan bersakit-sakit!" jawabnya sambil tersenyum.
Bernadette seorang yang sangat rendah hati. Lebih dari apa pun, ia tidak ingin dipuji. Suatu ketika seorang suster bertanya kepadanya apakah ia merasa bangga karena dipilih oleh Bunda Maria. "Bagaimana mungkin," Bernadette cepat-cepat menjawab, "Bunda Maria memilih saya justru karena saya inilah yang paling hina." Suatu jawaban dari kerendahan hati yang paling dalam!
Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879 dalam usia 35 tahun karena penyakit tuberculosis. Pada tahun 1909, sehubungan dengan diajukannya permohonan beatifikasi Bernadette Soubirous, maka perlulah dilakukan identifikasi terhadap jenazah calon beata yang meninggal pada tahun 1879 itu. Maka, pada tanggal 22 September 1909, Uskup Gauthey dari Nevers, bersama dengan para wakil dan pejabat Gereja lainnya, masuk ke dalam kapel biara di mana jenazah Bernadette disemayamkan. Makam kemudian digali dan jenazah diangkat dari dalam tanah.
Semua yang hadir merasa takjub melihat jenazah Bernadette yang tampak persis sama seperti pada hari ia meninggal. Tubuhnya utuh sempurna, tak tercium bau busuk, pun tak didapati tanda-tanda kerusakan pada tubuh mungil yang terbaring dalam peti jenazah. Dokter Jourdan, dokter ahli bedah yang ikut serta dalam penggalian kembali makam, meninggalkan suatu catatan dalam arsip komunitas, menggambarkan apa yang terjadi pada waktu itu:
“Peti jenazah dibuka di hadapan Uskup Nevers, walikota, beberapa imam dan kami sendiri. Kami tak mencium adanya bau busuk. Jenazah terbalut rapat dalam jubah ordo biarawati di mana Bernadette tinggal. Jubah itu lembab. Hanya wajah, kedua tangan dan lengan bawahnya saja yang kelihatan. Kepalanya agak sedikit miring ke kiri. Rona wajahnya putih pucat. Mulutnya sedikit terbuka dan dari situ tampak bahwa giginya masih utuh. Kedua tangan, yang disilangkan di dada, utuh sempurna, juga kuku-kuku jemarinya. Kedua tangannya masih menggenggam seuntai rosario yang telah berkarat. Galur-galur urat darah halus di lengan bagian bawah tampak jelas.”
Pada tahun 1933 Bernadette diangkat sebagai santa oleh Paus Pius XI. Pestanya dirayakan pada tanggal 16 April.

Patung Dewi Kwan Im Menangis


Pertanda Dunia Dikotori Dosa
BINJAI- Ratusan warga Jalan Anggur Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai Barat mendadak heboh. Pasalnya, patung Dewi Kwan Im di salah satu perumahan warga di Jalan Anggur Binjai Barat  mengeluarkan air mata, Selasa (8/12) sekira pukul 11.30 WIB.
Keterangan yang dihimpun, patung Dewi Kwan Im itu sudah menangis selama tiga hari belakangan dan baru hari ini diketahui pemilik rumah saat hendak sembahyang.
“Saya sembahyang guna meminta obat perut, sebab saya  lagi hamil 7 bulan, kemudian saya melihat Dewi Kwan Im mengeluarkan air mata, saya pun terkejut dan langsung memberi tahu kepada suami saya,” ujar Santi, pemilik rumah.
Santi menambahkan, fenomena tersebut membuat suaminya langsung menghubungi keluarganya agar membawakan bikhuni (pemuka agama Budha) untuk melihat apa maksud air mata yang keluar dari Dewi Kwan Im.
Bikhuni yang dipanggil akhirnya datang dan langsung melihat patung Dewi Kwan Im. Bikhuni langsung melakukan sembahyang di depan patung Dewi Kwan Im. Usai melakukan sembahyang, bikhuni keluar dari lokasi.
Bikhuni menjelaskan, tangisan Dewi Kwan Im menyuruh umat di dunia bertaubat. Sebab, dunia saat ini sudah kotor dengan dosa.
“Dewi Kwan Im sudah turun ke bumi untuk menolong umat yang ada di dunia, sebab dunia sudah sangat kotor,” ujarnya. Menurutnya, tangisan Dewi Kwan Im itu berarti menyuruh umat yang ada di dunia bertaubat dan rajin sembahyang sesuai dengan agamanya masing-masing.
“Mulai sekarang bertaubat lah perbanyak sembahyang menurut agamanya masing-masing,” ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, bencana yang turun disebabkan ulah manusia yang membuat dunia menjadi kotor. “Agar tidak terjadi bencana segera bertaubat, sebab bencana yang turun secara bertubi-tubi itu ulah manusia sendiri,” ucapnya.
Amatan wartawan koran ini, ratusan warga setempat yang ingin menyaksikan secara dekat memadati rumah Santi. Bahkan, warga mengabadikan patung Dewi Kwan Im dengan menggunakan kamera handphone.
Kejadian serupa pernah terjadi di Vihara Brahmavihara Arama, Desa Banjar, Kecamatan Buleleng, Bali. Patung Dewi Kwan Im juga mengeluarkan air mata. Fenomena tak lazim ini kali pertama muncul pada 8 Desember 2008 lalu, kemudian berhenti selama seminggu, dan pada tanggal 17 Desember 2008 air itu kembali muncul dalam jumlah yang lebih banyak. Tempat persembahyangan umat Budha yang ada di Buleleng, Bali, itu, tepatnya berada sekitar 20 Km dari Kota Singaraja.
Kepala Wihara Brahmavihara Arama, Rohala mengaku, kejadian itu memang sangat mengejutkan. Mengingat, di meja altar persembahyangan tidak hanya terisi patung Dewi Kwan Im saja, tapi ada patung lain seperti Budha Gautama dan Avalokitesvara.
Sedangkan patung Dewi Kwan Im itu sendiri ukurannya jauh lebih kecil dari patung-patung lainnya, tingginya sekitar 30 cm, berbahan keramik warna putih dengan posisi tangan seolah memegang guci atau cumpu. Dari mulut guci itulah airnya menetes keluar.
“Apapun fenomena itu, kita diingatkan untuk sadar pada keadaan tak menentu seperti sekarang. Lebih jauhnya, masing-masing orang punya persepsi yang berbeda,” terang Rahola. (mag-4/net/jpnn)
heboh-patung-menangis
[ketgambar]MENANGIS: Bikhuni berdoa di depan patung Kwan Im (kiri). Warga beramai-ramai melihat patung Kwan Im yang menangis di rumah warga di Jalan Anggur Binjai Barat kemarin (8/12) (kanan). // Affandi/Sumut Pos[/ketgambar]